Senin, 10 Januari 2011

Ada Perbuatan, Ada Konsekuensi, Ada Tanggung Jawab

'Juno' bukan sekedar film remaja style MTV yang kebetulan mengangkat tema 'hamil di luar nikah' akibat pergaulan bebas ala anak muda Amerika. Betul, film ini memang remaja sekali kemasannya. Unsur grafis opening titlenya, soundtrack yang kental dengan lagu remaja indie, dialog dengan guyonan 'jayus' ala anak SMA, dan tentu saja duet Si Tomboy Ellen Page dan Si Culun Bleek (Michael Cera) yang image 'teenage' nya cukup kuat pada masa itu. Namun, film ini dapat memberikan gambaran yang baru tentang bagaimana seorang gadis remaja menghadapi konsekuensi hasil perbuatannya, secara Cool.


Ada perbuatan, ada konsekuensi, ada tanggung jawab. Saya rasa itu hal yang bisa saya pelajari dari tokoh Juno. Meski awalnya shock ketika mengetahui dia hamil akibat hubungan 'atas inisiatifnya' dengan seorang kawan baiknya, Juno akhirnya memutuskan untuk tetap melahirkan bayi dalam kandungannya dan memberikan bayinya kepada orangtua asuh yang memang menginginkan anak. Keputusan aneh dan bodoh bagi teman-teman seusia di sekitarnya. Berperut besar selama sekolah? Ketahuan sudah nggak virgin dengan cowo yang nggak keren sama sekali? Hey, jasa aborsi udah banyak dan gampang didapatkan? Well, that's Juno. Dia mengurus sendiri semuanya dan melewati begitu banyak hal yang akhirnya membuat dia semakin dewasa. Mencari orangtua asuh yang layak, menerima tatapan sinis dari sana sini, dan akhirnya, sebagaimanapun cueknya dia, pengalaman mengandung selama 9 bulan dan melahirkan seorang bayi juga membuatnya menjadi seorang ibu yang menginginkan hal terbaik untuk anaknya. Seperti, marah ketika mengetahui Mark (suami Vanessa) berniat meninggalkan Vanessa yang artinya bayi Juno tidak akan dibesarkan dalam keluarga normal, dan merasa begitu kehilangan ketika menyerahkan anaknya yang telah lahir kepada Vanessa (Jennifer Garner). 


Bagi saya sendiri film ini juga kental dengan unsur feminisme, yang sedikit banyak mendobrak pandangan stereotipe masyarakat mengenai kotak-kotak gender. Tokoh Juno yang berkarakter tomboy dan mandiri dikisahkan yang berani mengambil inisiatif dalam berbagai hal yang 'biasanya' dalam masyarakat dilakukan oleh pria. Seperti, pihak yang mengajak berhubungan seks lebih dahulu, menangani setiap kejutan (kehamilan) seorang diri, mengendarai mobil selagi hamil besar ke sana kemari seorang diri, mengajak rekonsiliasi dengan Michael Cera sekaligus memberikan pernyataan suka terlebih dahulu. Saya rasa hal ini dapat memberikan pandangan baru bagi para wanita, bahwa, wanita bukanlah pihak yang selalu menjadi korban atau sekedar menunggu.
Saya suka film ini. Bukan berarti saya setuju dengan kehamilan di luar nikah. Tapi saya suka sekali dengan kemandirian Juno dan tanggung jawabnya dalam menghadapi apa pun. Termasuk keberaniannya untuk mengikuti kata hatinya sekalipun terkadang hal itu bertentangan dengan pandangan masyarakat pada umumnya. Selain hal-hal tentang pendewasaan anak remaja, banyak nilai-nilai lain yang juga diselipkan dalam film ini. Bagaimana respon open minded dan kepercayaan orangtua Juno (ayah kandung dan ibu tiri), ketidakdewasaan suami Vanessa yang belum siap menjadi ayah dan malah tertarik dengan jiwa muda nan bebas Juno yang hilang dari dirinya setelah menikah, betapa beruntungnya wanita yang bisa menjadi ibu secara normal (banyak wanita lain seperti Vanessa yang begitu mendambakan bisa menjadi ibu yang melahirkan anaknya secara langsung tapi tidak bisa), hingga, bagaimana pentingnya menemukan kebahagiaan dengan menjadi diri sendiri.

Ditulis oleh : Valen
(valen_cia@moviepos.net)

 Film Juno dapat disewa di: 
 Wins Disc (Hubungi: 031-5945771 / 031-7325412)