Tren memadukan pasangan pahlawan berbeda budaya memang belum ada matinya. Setelah banyak film yang melakukannya, kini giliran The Green Hornet dan it works!
The Green Hornet sebenarnya adalah film klasik yang didaur ulang dan konsep menggabungkan dua pahlawan beda budaya juga bukan barang baru. Secara keseluruhan, tidak ada hal baru dalam film ini kecuali faktor X. Ada dua faktor X dalam film ini. Yang pertama adalah jiwa keren yang diusung film ini. Tujuan utama dari film ini adalah untuk menghibur penonton dan membiarkan mereka menonton apa yang ingin mereka tonton. The Green Hornet ini memberikannya. Dari setting tempat, pernak-pernik, teknik editing, adegan aksi, karakter utama maupun penjahat sampai dialog-dialognya, semuanya keren. Saya yakin Anda akan tertawa (atau minimal tersenyum) melihat para karakter dalam film ini beradegan konyol dengan dialog-dialog maupun bahasa tubuh mereka. Alur cerita yang sebenarnya biasa pun tertutupi oleh hal-hal di atas sehingga saya sangat menikmati film ini sampai detik terakhir.
Faktor X yang kedua adalah Jay Chow. Bintang top asal benua kita ini telah melakukan debut film di Hollywood dengan baik. Baik karena dia tidak perlu menyesuaikan dirinya dengan style Hollywood tapi cukup menjadi dirinya sendiri dan oleh karena itu kharismanya memancar keluar. Karakternya keren dan kalau boleh jujur, yang mengusung jiwa keren dalam film ini adalah karakter yang diperankannya yaitu Kato. Peran yang cukup sentral untuk seorang pemeran pembantu dan mungkin hal ini mengakibatkan karakternya agak sedikit menenggelamkan karakter utama dari film ini yaitu Brit (Seth Rogen). Salah satu alasan utama saya menanti film ini pun karena penasaran dengan akting debutnya. Guys, Jay Chow tidak mengecewakan kita.
Secara keseluruhan, Green Hornets layak masuk dalam agenda nonton bioskop Anda. Film aksi komedi ini memiliki semua fasilitas yang dibutuhkan untuk menghibur Anda. Jangan sampai ketinggalan (jak)
Movie Pos Rating: 8/10