Menonton The Tourist ibarat ketika kita akan makan malam di sebuah restoran steak yang mahal. Sebelum menyantap hidangan utama, kita akan mencicipi dulu makanan pembuka (appetizer) berupa berbagai pemandangan indah nan eksotik dari kota Venezia di Italia. Arah cerita seakan melambat dan membiarkan para penonton boleh mengkhayal kalau mereka sedang berada di kota air tersebut. Makanan pembuka pun selesai dan seorang pelayan mengantarkan hidangan utama yang ditunggu-tunggu.
Di sini cerita mulai menemui sasaran karena tensi semakin meningkat. Frank (Johnny Depp), seorang wisatawan yang tidak tahu apa-apa, mulai diburu oleh mafia dan Agen Rahasia yang menyangka dia adalah sosok buron kelas kakap, Alexander Pierce. Sosok Elise (Angelina Jolie) yang melibatkan Frank dalam masalah pelik ini pun tidak diketahui motivasinya. Seperti menerka-nerka resep hidangan utama, kita diajak menerka-nerka akan dibawa ke mana sebenarnya cerita ini. Juga menerka siapa sebenarnya sosok Alexander Pierce yang disebutkan dari awal cerita tapi tidak kunjung muncul. Cerita mulai membosankan sampai pada satu titik, kita merasa telah menebak ceritanya. Ternyata sebuah cerita yang sederhana. Steak yang tidak terlalu spesial dan tidak sesuai dengan harapan.
Namun, suatu hidangan makan malam belumlah lengkap tanpa makanan penutup berupa desert. Kita seakan-akan ingin mencicipi desert dan bergegas segera pulang. Tapi di luar dugaan, desert berupa Ice Cream yang kita nikmati ternyata memiliki rasa yang mengejutkan. Kekecewaan yang sebelumnya pun seakan sirna dengan kenikmatannya. Desert dalam film ini adalah akhir yang tidak disangka-sangka. Boleh dikatakan, film The Tourist diselamatkan oleh appetizer dan desert-nya sementara hidangan utama nya biasa saja. Tidak ada adegan aksi yang luar biasa dan alur cerita film terasa terlalu santai.
Film biasa tapi keren. Keren karena faktor setting kota Venezia, chemistry memikat antara Depp dan Jolie serta ending tak terduga. Selebihnya, film ini tergolong biasa saja.
Movie Pos Rating: 7/10
